Rabu, 10 Juli 2013

KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN


BAB I
KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

A.     Definisi Akuntansi Manajemen
Menurut Supriyono (1987) dalam bukunya Akuntansi Manajemen mengungkapkan:“Akuntansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya untuk menyajikan laporan-laporan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan, pengorganisasian dan pengarahan serta pengendalian”.
Menurut Ronald M. Copeland dan Paul E. Dascher (1978) mengungkapkan:“Akuntansi Manajemen adalah bagian  dari Akuntansi yang berhubungan dengan identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi akuntansi kepada internal manajemen yang bertujuan guna perencanaan, proses informasi, penmgendalian dan pengambilan keputusan”.

B.     Persamaan dan Perbedaan antara Akuntansi Manajemen & Akuntansi Keuangan.
Ø  Persamaan Akuntansi Manajemen & Akuntansi Keuangan Keduanya bersandar pada sistem informasi Akuntansi Keduanya bersandar pada konsep pertanggungjawaban atau kepengurusan.
Ø  Perbedaan  Akuntansi Manajemen & Akuntansi Keuangan :

Faktor Perbedaan
Akuntansi Keuangan
Akuntansi Manajemen
Tujuan Utama
Pihak-pihak eksternalorganisasi
Pihak-pihak internalorganisasi
Dasar penyusunan laporan
Prinsip akuntansi yang diterima umum 
Biaya dan manfaat
Objek yang diukur dan dikomunikasikan
Kondisi-kondisi dan kemampuan ekonomi perusahaan secarakeseluruhan 
Prestasi para manejerpada berbagai tingkatan organisasi
Orientasi laporan
Orientasi masa lalu, penilaian historical terhadap kemampuan ekonomi masa lalu
Orientasi masa depan, prediksi dengan mempertimbangkan factor ekonomi dan non ekonomi.
Jarak waktu pelaporan
Kurang fleksibel, hanya laporan tahunan, pelaporan tengah tahunan
Lebih fleksibel, dapat disusun dengan jarak waktu lebih pendek atau lebih panjang
Bentuk laporan
Bentuk ringkasan dan berhubungandengan perusahaan sebagaikeseluruhan
Bentuk terinci,untuk setiap kegiatan , jenis produk, divisi daerah dan lainnya
Tingkat kesulitan
Lebih mudah pada dasarnya mengagungkan disiplin akuntansi
Lebih sulit, menggunakan multi disiplin pengetahuan 
Isi laporan
 Neraca, Laporan Rugi Laba, Perubahan Modal dan Aliran Dana
Anggaran Laporan Biaya , Laporan Prestasi, Laporan Analisis Khusus dan lain-lain
Tingkat presisis
Presisi dan akurasinya lebih tinggi
Presisi dan akurasinya lebih rendah kerena yang penting cepat atau tepat twaktu
Sifat mandatory
Bersifat mandatorymengikuti badan atau penguasa tertentu
Tidak bersifat mandatory yang penting manfaat informasi


BAB II

PEMBAHASAN

A.     ANALISIS DAN PERBANDINGAN PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN BIAYA ABSORPSI
Konsep yang mendasari perbedaan dalam perhitungan biaya variabel dan biaya absorpsi.
Perbedaan dalam perhitungan laba berdasarkan perhitungan biaya varibel dan biaya absorpsi adalah pada perlakuan terhadap biaya overhead tetap.
Perhitungan biaya varibel menekankan perbedaan antara biaya manufaktur variable dan tetap.  Perhitungan biaya variable (variable costing) membebankan hanya pada biaya manufaktur variable ke Produk (Biaya Bahan Baku Langsung (BBL), Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL), Biaya Overhead Pabrik Variabel BOP Varibel).  Adapun Biaya Overhead Varibel Tetap diperlakukan sebagai Biaya Periode karena BOP Tetap merupakan biaya kapasitas atau tetap ada dalam bisnis. 
Perhitungan biaya absorpsi (absorption costing) membebankan semua biaya manufaktur ke Produk termasuk BOP Tetap karena BOP Tetap merupakan biaya yang dapat diinventarisasi.
Format laporan Laba Rugi dengan Metode Biaya Variabel dan Metode Biaya Absorpsi :


LABA RUGI
Metode Biaya Varibel
LABA RUGI
Metode Biaya Absorpsi
PENJUALAN                                                     xxxx
Dikurangi:
Harga Pokok Penjualan Varibel           xxxx
B. Adm & Penjualan Varibel                xxxx +   (xxxx)        
MARGIN KONTRIBUSI                                       xxxx
Dikurangi:
BOP TetapB. Adm Tetap                    xxxx
B. Penjualan Tetap                            xxxx +   (xxxx)
LABA BERSIH                                                  xxxx
PENJUALAN                                                   xxxx
Dikurangi:
Harga Pokok Penjualan                                  (xxxx)
MARGIN KOTOR                                             xxxx
Dikurangi:
Beban AdminBeban Penjualan                         (xxxx)
LABA BERSIH                                                 xxxx


B.     PELAPORAN SEGMEN
Segmen adalah setiap entitas yang berorientasi laba di dalam organisasi. Laporan segmen mampu menyediakan informasi yang berharga mengenai berbagai biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer segmen.
Para manager perlu mengetahui profitabilitas berbagai segmen dalam suatu perusahaan agar mampu membuat berbagai evaluasi dan keputusan yang berhubungan dengan eksistensi berkelanjutan dari setiap segmen, tingkat pendanaan, dan seterusnya.
Pelaporan segmen (segmented reporting) adalah pelaporan kontribusi laba dari berbagai aktivitas atau unit-unit lainnya dalam suatu organsasi. 
Pelaporan segmen yang disusun berdasarkan perhitungan biaya variabel menghasilkan evaluasi-evaluasi dan keputusan-keputusan yang lebih baik daripada yang disusun berdasarkan perhitungan biaya absorpsi.
Format Pelaporan Segmen


Segmen X
Segmen Y
Perusahaan
Penjualan
Dikurangi:
Beban Variabel
MarginKontribusi
Dikurangi:
Biaya Tetap Langsung
Margin Segmen
Dikurangi:
Biaya Tetap & Umum
Laba (Rugi) Bersih
           xxxx
          (xxxx) –
           xxxx
          (xxxx) –
           xxxx
         
           xxxx
          (xxxx) –
           xxxx
          (xxxx) –
           xxxx
           xxxx
          (xxxx) –
           xxxx
          (xxxx) –
           xxxx
          (xxxx) –
           xxxx

 
C.      PENETAPAN HARGA TRANSFER

v  Harga transfer (transfer price) adalah harga yang ditagihkan untuk barang yang ditranfer dari satu divisi ke divisi lainnya. 
Nilai barang yang ditransfer akan menjadi pendapatan bagi divisi yang menjual den menjadi biaya bagi divisi yang membeli.
Harga yang dikenakan terhadap barang antara tersebut mempengaruhi laba operasional kedua divisi.  Karena kedua divisi dievaluasi menuruf profitabilitasnya, harga dikenakan terhadap barang intermediasi dapat menjadi masalah yang sangat serius.
v  Harga pasar adalah harga transfer terbaik apabila barang intermediary yang diproduksi memiliki pasar dengan persaingan sempurna. 
Harga berdasarkan negosiasi dimana biaya kesempatan divisi penjualan dan divisi pembeli berbeda dan mereka menetapkan harga batas atas dan batas bawah untuk harga transfer. 
Harga transfer berdasarkan biaya mensyaratkan bahwa seluruh transfer berlangsung pada suatu bentuk biaya

D.     ANALYSIS BIAYA VOLUME LABA
Analisis biaya volume laba (cost-volume-profit-analysis) CVP merupakan alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. 
Analisis biaya volume laba berisi informasi keuangan perusahaan diantaranya keterkaiatan antara biaya, kuantitas barang yang terjual dan harga jual barang. 
CVP dapat digunakan untuk mengatasi isu:
v  Jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas,
v  Dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik impas, dan
v  Dampak kenaikan harga terhadap laba. 
Analisis CVP juga memungkinkan para manajer untuk melakukan analisis sensitiavitas dengan menguji dampak dari berbagai tingkat harga atau biaya terhadap laba.
E.      TITIK IMPAS
            Titik impas (break-even point) BEP adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba sama dengan nol.  Untuk menemukan titik impas dalam unit maka harus memfokuskan pada laba operasi.
BEP (unit) =     Biaya Tetap          atau    BEP(Penjualan) =                   Biaya Tetap……
                 Margin Kontribusi/unit                          Margin Kntribusi /Penjualan
a)    Persamaan Laba Rugi :
Laba Operasi = Pendapatan Penjualan – Beban Variabel – Beban Tetap
Laba Operasi = (Harga x Jumlah Unit Terjual) – (Biaya Variable per Unit x   Jumlah Unit Terjual) – Total Biaya Tetap
n  Laba operasi (operating income) adalah mencakup pendapatan dan beban dari operasional normal perusahaan.  Laba operasi untuk menunjukkan laba atau laba sebelum pajak pernghasilan.
n  Laba bersih (net income) untuk menyatakan hasil dari laba operasi dikurangi pajak penghasilan

b)    Analisis Multiproduk

a.      Multiproduk
Produk Tunggal pada laporan Laba Rugi terdiri atas satu produk dimana biaya tetapnya tidak dipisah
Multiproduk pada laporan Laba Rugi terdiri atas beberapa produk (lebih dari satu produk) dimana biaya tetap dipisah menjadi biaya tetap langsung dan biaya tetap umum sehingga akan ada margin segmen/margin produk.
Titik impas untuk multiproduk hanya menutupi biaya tetap langsung sementara biaya tetap umum belum tertutupi.
Mengatasi masalah ini dengna mengonversi masalah multi plroduk menjadi bauran penjualan (kombinasi relatif dari berbagai produk  yang dijual oleh perusahaan.
b.     Penentuan Bauran Penjualan
Penentuan bauran penjualan dapat dilakukan dengan dua cara:
n  Diukur daru unit yang terjual atau dalam bagian dari pendapatan
n  Diukur dari persentase dari total pendapatan yang dikntribusikan okleh masing-masing produk
c.      Activity Based Costing (ABC)
Sistem ABC adalah suatu sistem akuntansi yang berfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa.
Aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver)  bertindak sebagai penyebab dalam pengeluaran biaya pada suatu organisasi.
Total Biaya berdasarkan ABC, adalah:
            Total Biaya =  Biaya Tetap + (Biaya Varivbel Per Unit x Jumlah Unit) + (Biaya Pengaturan x Jumlah Pengaturan) + (Biaya Rekayasa x Jumlah Jam Rekayasa)
Laba Operasi berdasarkan ABC, adalah:
            Laba Operasi = Total Pendapatan – (Biaya Tetap + (Biaya Variabel Per Unit x Jumlah Unit) + (Biaya Pengaturan x Jumlah Pengaturan) + (Biaya Rekayasa x Jumlah Jam Rekayasa)
Unit Impas bersasarkan ABC, adalah:
            Unit impas=[(Biaya tetap+(Biaya Pengaturan x Jumlah Pengaturan)+(Biaya Rekayasa x Jumlah Jam Rekayasa x Jumlah Jam Rekayasa / (Harga Biaya Variabel per Unit)
Perbedaan penetapan harga pokok produk Tradisional dengan Activity Based Costing



Metode Penentuanb Harga Pokok Produk Tradisional
Metode
Activity Based Costing
Tujuan
Inventory level
Product Costing
Lingkup
Tahap produksi
Tahap desain, produksi, tahap pengembangan
Fokus
Biaya bahan baku, tenaga kerja langsung
Biaya overhead
Periode
Periode akuntansi
Daur hidup produk
Teknologi yang digunakan
Metode manual
Komputer telekomunikasi

F.      MANAJEMEN PERSEDIAAN
Manajemen persediaan berkaitan erat dengan kemampuan perusahaan untuk memperoleh sisi kompetitif untuk menghasilkan uang sekarang dan dimasa mendatang.  Terdapat dua biaya utama yang berkaitan dengan persediaan. 
Jika persediaan berupa bahan baku atau barang yang dibeli dari sumber luar maka biaya yang berkaitan dengan persediaan adalah:
Ø  Biaya pemesanan (ordering cost) yaitu biaya-biaya untuk menempatkan dan menerima pesanan.  Contoh biaya asuransi untuk pengiriman.
Ø  Biaya penyimpanan (carryng cost) yaitu biaya-biaya untukmenyimpan persediaan.  Contoh asuransi, pajak persediaan.
Jika bahan baku atau barang diproduksi secara internal, maka biayanya terdiri atas biaya persiapan dan biaya penyimpanan.
Biaya persiapan atau penyetelan (setup cost) adalah biaya-biaya untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk memproduksi peroduk atau komponen tertentu.  Contoh biaya pekerja bagian produksi yang tidak terpakai,  biaya uji coba produksi.

a.      Kuantitas Pemesanan Ekonomis (Economic Order Quantity)
Menghitung total biaya pemesanan adalah :
TC       = PD/Q  +  CQ/2
            = Biaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan

TC
Total biaya pemesanan (persiapan) dan biaya penyimpanan
P
Biaya menempatkan pesanan dan peneriamaan pesanaan (atau biaya            persiapan pelaksanaan produksi)
D
Jumlah permintaan tahunan yang diketahui
Q
Jumlah unit yang dipesan setiap kali pesanan dilakukan (Atau ukuran lot produksi)
C
Biaya penyimpanan satu unit persediaan selama satu tahun

b.      Economic Order Quantity dan Reorder Point

Ø  Menghitung EOQ
Economic Order Quantity (kuantitas pesanan ekonomis) adalah model dari sebuah contoh system persediaan yang didorong (push inventory system).   Model ini sering juga disebut dengan just in case.  Artinya persediaan diawali dengan antisipasipermintaan di masa mendatang bukan reaksi terhadap permintaan saat ini.

Ø  Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)
Titik pemesanan kembali (reorder point) adalah titik waktu di mana sebuah pesanan baru harus dilakukan (atau persiapan dimulai).   Hal ini merupakan fungsi dari EOQ, tenggang waktu, dan tingkat dimana persediaan hampir habis. 
Tenggang waktu (lead time) adalah waktu yang diperlukan untuk menerima kuantitas pesanan ekonomis setelah pesanan dilakukan atau persiapan dimulai. 
Ø  Menghitung Reorder Point (ROP)
ROP = Tingkat Penggunaan x Tenggang Waktu


G.     MANAJEMEN PERSEDIAAN JUST IN TIME
Manufaktur JIT (just-in-time manufacturing) adalah suatu system berdasarkan tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui system oleh permintaan yang ada, bukan didorong ke dalam system pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang diantisipasi
Pembelian JIT (JIT Purchasing) mensyaratkan pemasok untuk mengirimkan suku cadang dan bahan baku tepat pada waktunya untuk produksi.  Hubungan dengan pemasok adalah hal yang sangat penting.
JIT lebih dari sekedar system manajemen persediaan.  Persediaan dipandang sebagai pemborosan, karena persediaan mengikat sumber-sumber daya seperti kas, ruang dan tenaga kerja.
v  Tujuan JIT diantarnya :
n  Meningkatkan laba
n  Memperbaiki posisi bersaing perusahaan
v  Karakteristik Dasar JIT
JIT tidak menerima  biaya persiapan (atau pemesanan).  JIT menekan biaya-biaya sampai nol.  Biaya pemesanan dikurangi dengan cara mengembangkan hubungan yang erat dengan pemasok.
Memecahkan masalah kinerja jatuh tempo dengan mengurangi tenggang waktu secara dramatis
Kegagalan mesin, kecacatan bahan baku, ketidaktersediaan bahan baku merupakan alasan tradisional memerlukan persediaan. Namun menurut JIT hal tersebut hanyalah menyamarkan dan menutupi masalah saja bukanmenyelesaikan masalah.  JIT memecahkan masalah ini dengan cara menekankan pada pemeliharaan, pengendalian kulitas dan membina hubungan yang tepat dengan pemasok (dengan EDI / Electronic Data Interchange).
v  Keterbatasan JIT
Diperlukan waktu untuk membina hubungan yang baik dengan pemasok
Pengurangan penyangga persediaan secara tajam dapat menyebabkan arus kerja yang terpecah dan tingkat stress yang tinggi diantara para pekerja produksi (jika para pekerja merasa bahwa JIT sekadar cara untuk lebih memeras mereka)
n  JIT menghadapi kemungkinan kekurangan barang
n  JIT bersedia menggantikan penjualan saat ini dengan risiko untuk mencapai jaminan penjualan masa depan.
v  Balance Scorecard
Balance Scorecard adalah system manajemen strategis yang mendefinisikan system akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi.  Balance scorecardmenerjemahkan misi dan strategi organisasi ke dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat perspektif, yaitu:
n  Perspektif keuangan menjelaskan konsekuensi ekonomi tindakan yang diambil dlam tiga perspektif lainnya.
n  Perspektif pelanggan mendefinisikan segmen pasar dan pelanggan dimana unit bisnis akan bersaing.
n  Perspektif proses bisnis internal menjelaskan proses internal yang diperlukan untuk memberikan nilai pada pelanggan dan pemilik.
n  Persepektif pembelajaran dan pertumbuhan (infrastruktur)mendefinisikan kemampuan yang diperluakn oleh organisasi untuk memperoleh pertumbuhan jangka panjang dan perbaikan.

    

H.    MANAJEMEN BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED MANAGEMENT)
Manajemen berdasarkan aktivitas adalah sustu pendekatan di seluruh system dan teritegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan (customer value) dan laba sebagai hasilnya.
Manajemen ini menekankan pada biaya sebagai aktivitas/ ABC dan anlisis nilai proses.   Biaya berdasarkan aktivitas, maksudnya meningkatkan keakuratan mengalokasikan biaya dengan pertama-tama menelusuri biaya sebagai aktivitas – produk - pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas tersebut.
Analisis nilai produk menekankan pada analisis aktivitas yaitu mencoba untuk menetapkan mengapa aktivitas dilakukan dan seberapa baik dilakukan.  Tujuannya adalah untuk menemukan cara melakukan aktivitas yang diperlukan secara lebih efisien, dan untuk menghapus aktivitas yang tidak memberi nilai bagi pelanggan.
ABM memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan mengelola aktivitas.  Nilai bagi pelanggan adalah selisish antara apa yang pelanggan terima (realisasi untuk pelanggan) dengan apa yang pelanggan serahkan (hal yang dikorbankan oleh pelanggan)
Manajemen biaya strategi adalah  (Strategic cost management) adalah penggunaan data biaya untuk mengembangkan dan mengidentifikasi strategi-strategi superior yang akan menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.  Umumnya perusahaan memilih strategi kepemimpinan biaya (Cost leadership) dan produk superior melalui diferensiasi produk. 
Tujuan dari strategi kepemimpinan biaya adalah untuk memberikan nilai yang sama atau lebih baik bagi pelanggan, dengan biaya  yang lebih rendah dari pesaing.
I.       E-BUSINESS (BISNIS SECARA ELEKTRONIK)
Bisnis secara elektronik (e-business) adalah semua transaksi bisnis atau pertukaran informasi yang dijalankan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
Perdagangan secara elektronik (e-commerce) adalah jual beli produk dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. 
e-business diharapkan tumbuh pesan dalam tahun-tahun mendatang.  Bisnis dengan cara ini menyediakan kesempatan bagi sebuah perusahaan untuk memperluas penjualannya di seluruh dunia dan dapat menurunkan biaya secara signifikan jika dibandingkan dengan transaksi yang menggunakan kertas.  Para akuntan menajemen perlu mengerti keuntungan, peluang dan resiko bisnis melalui elektronik ini
Ø  Manfaat/Peluang e-business
n  Dapat meningkatkan pangsa pasar (market exposure)
n  Tidak terikat waktu dan tempat
n  Menurunkan biaya operasional (operational cost)
n  Melebarkan jangkauan (global reach)
n  Meningkatkan loyalitas pelanggan (customer loyalty)
n  Meningkatakan (supply management)
n  Memperpendek waktu produksi
n  Media promosi yang efektif
n  Meningkatkan mata rantai pendapatan (value chain)

Ø  Hambatan/Kendala dalam Bisnis secara elektronik (e-business)
n  Persaingan yang sangat ketat
n  Banyak kriminalitas id internet
n  Budaya orang Indonesia yang merasa kurang nyaman berbelanja hanya dengan melihat katalog lproduk
n  Infrastruktur internet tidak merata
n  Jasa kurir tidka terjangkau pada daerah tertentu
n  Terbatasnya sambungan internet
n  Pencurian informasi rehasia yang berharga
n  Kerugian yang tidak terduga
n  Kehilangan kesemplatan bisnis karena gangguan pelayanan
n  Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak
Ø  Faktor-faktor Penyebab Kegagalan e-business
n  Tidak ada komitmen yang utuh dari manajemen puncak
n  Penerapan e-business tidak diikuti proses change management
n  Tidak profesionalnya vendor teknologi informasi yang menjadi mitra bisnis
n  Buruknya infrastruktur komunikasi
n  Tidak selarasnya strategi TI dengan strategi perusahaan
n  Adanya masalah keamanan dalam bertransaksi
n  Kurangnya dukungan finansial
n  Belum adanya peraturan yang mendukung dan melindungi pihak-pihak yang bertransaksi (cyberlaw)


  
BAB III
PENUTUP

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga makalah ini dapat buat dengan segala keterbatasan penyusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Akuntansi Manajemen.
Terima kasih kepada dosen pengajar dan rekan-rekan yang telah membantu penyusun sehingga makalah ini selesai dikerjakan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Tidak ada komentar: