A.
Pengertian
Activity Based Costing ( ABC )
Sebelum
mengetahui apa itu yang dimaksud dengan Activity Based Costing (ABC), telebih
dahulu kita mengenal istilah-istilah yang disebut dengan aktivitas, sumber
daya, objek biaya, cost poll, elemen biaya, dan cost driver.
Aktivitas
merupakan tindakan, gerakan, atau rangkaian dari suatu pekerjaan yang
dilakukan. Aktivitas juga dapat diartikan sebagai kumpulan dari tindakan yang
dilakukan dalam organisasi yang berguna untuk tujuan penentuan biaya
berdasarkan aktivitas yang ada. Misalnya pemindahan bahan merupakan suatu
aktivitas dari pergudangan.
Sumber
daya merupakan unsur yang dibebankan atau yang digunakan dalam pelaksaan suatu
aktivitas. Misalnya : gaji dan bahan merupakan sumber daya yang digunakan untuk
melakukan suatu aktivitas.
Objek
biaya merupakan bentuk akhir dimana pengukuran biaya itu diperlukan. Misalnya,
pelanggan, produk, jasa, kontrak , atau unit kerja lainnya dimana manajemen
menginginkan pengukuran biaya secara terpisah merupakan objek biaya.
Elemen
biaya merupakan jumlah yang dibayarkan untuk sumber daya yang dikonsumsi
aktvitas dan yang terkandung di dalam cost poll. Misalnya untuk hal-hal yang
berkaitan dengan mesin mungkin mengandung elemen biaya untuk tenaga, elemen
biaya teknik, dan elemen biaya depresiasi.
Cost
driver merupakan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas, juga
merupakan faktor yang dapat diukur yang dapat digunakan untuk membebankan biaya
ke aktivitas dan dari aktivitas ke aktivitas lainnya, produk atau jasa. Ada dua
jenis cost driver, yaitu :
1.
Driver sumber
daya adalah ukuran kuantitas sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas. Driver
sumber daya ini digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi
oleh aktivitas ke cost poll tertentu. Contohnya adalah presentase dari luas
total yang digunakan oleh suatu aktivitas.
2.
Driver
aktivitas adalah ukuran frekuensi dan intensitas permintaan terhadap suatu
aktivitas terhadap objek biaya. Driver aktivitas digunakan untu membebankan
biaya dari cost poll ke objek biaya. Contohnya, jumlah suku cadang yang berbeda
yang digunakan dalam produk akhir untuk mengukur konsumsi aktivitas penanganan
bahan untuk setiap produk.
Activity
Based Costing adalah metode pembebanan
aktivitas-aktivitas berdasarkan besarnya pemakaian sumber daya, dan membebankan
biaya pada objek biaya, seperti produk atau pelanggan, berdasarkan besarnya
aktivitas, serta untuk mengukur biaya dan kinerja dari aktivitas yang terkait
dengan proses dan objek biaya.
Pengertian
mendasar dari sistem ABC adalah adanya analisa terhadap keseluruhan
aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hal-hal
sebagai berikut :
1.
Aktivitas yang
ada dalam tiap-tiap dapartemen dan sebab timbulnya aktivitas
2.
Dalam kondisi
yang bagaimana setiap aktivitas tersebut dilaksanakan.
3.
Bagaimana
frekuensi masing-masing aktivitas dalam pelaksanaannya.
4.
Sumber-sumber
yang dikonsumsi untuk melakasanakan masing-masing aktivitas.
5.
Faktor-faktor
apa yang menjadi penyebab timbulnya aktivitas tersebut atau pembenahan atas
sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Dalam Activity Based Costing (ABC)
semua biaya dibebankan ke produk yang menimbulkan aktivitas atau apabila ada
alasan yang mendasar bahwa biaya tersebut dipengaruhi oleh produk yang dibuat,
baik biaya produksi, maupun biaya non-produksi.
ABC atau penentu harga pokok produk
berbasis aktivitas merupakan sistem informasi tentang pekerjaan atau kegiatan
yang mengkonsumsi sumber daya dan menghasilkan nilai bagi konsumen. Defenisi
lain ABC adalah suatu informasi yang dapat menyajikan secara akurat dan tepat
waktu mnegenai pekerjaan atau aktvitas yang mengkonsumsi sumber biaya aktivitas
untuk mencapai tujuan pekerjaan produk dan pelanggan. ABC dirancang untuk
mengukur harga pokok produk melalui aktivitas-aktivitas. Biaya-biaya akan
diukur dari aktivitas ke produk berdasarkan permintaan tiap-tiap produk
terhadap aktivitas selama proses produksi, sehingga biaya yang timbul
masing-masing jenis produk akan terlihat lebih jelas. Sistem tersebut
menerapkan sistem akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga
pokok produk yang lebih akurat.
B.
Alokasi Biaya
Secara tradisional, akuntan
membebankan biaya kepada produk hanya berpedoman pada banyak sedikitnya jumlah
unit yang dihasilkan sebagai satu-satunya faktor yang menyebabkan biaya dan
aktivitas muncul. Akuntan menggunakan volume related cost driver untuk membebankan
biaya. Setelah ditelusuri ternyata beberapa biaya dan aktivitas yang muncul
bukan dipicu oleh jumlah unit yang diproduksi sehingga tidak semua biaya
overhead yang muncul dipicu oleh jumlah unit yang diproduksi. Dalam hal ini
akuntan harus mengetahui dasar apa yang bisa digunakan untuk mengalokasikan
biaya atas aktivitas dan mengetahui cost driver yang rasional (Cost Driver
merupakan faktor-faktor yang menimbulkan timbulnya biaya).
Dalam ABC, proses identifikasi
aktivitas merupakan salah satu bagian yang penting dari tahapan tahapan
pembbebanan biaya overhead pabrik. Tahap pertama pada identifikasi aktivitas,
aktivitas yang luas dikelompokkan ke dalam 4 kategori aktivitas, yaitu :
1.
Unit Level
Activities
Berupa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan yang dilakukan sekali
untuk setiap unit sehingga biaya produk yang berhubungan dengan aktivitas yang
dibebankan berdasarkan jumlah unit yang diproduksi. Misalnya : jam tenaga kerja
langsung. Semakin banyak jumlah unit yang diproduksi maka semakin banyak juga tenaga kerja langsung dibutuhkan.
2.
Bacth Level
Activity
Yaitu berupa ativitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mendukung
produksi sejumlah order tertentu (batch). Aktivitas ini dilakukan sekali untuk
setiap batch sehingga biaya produksi yang berhubungan dengan aktivitas ini
dibebankan berdasrkan jumlah batch yang diproduksi misalnya : biaya set-up
mesin. Semakin banyak unit yang diproduksi tidak mempengaruhi biaya pada
aktivitas set-up, tetapi semakin sering set-up dilakukan maka semakin besar
pula biaya set-up mesin
3.
Product
Sustaining Activities
Berupa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan
eksistensi suatu produk, pemeliharaan produk, pengembangan produk dan inovasi
produk. Beban biaya yang terjadi pada aktivitas ini dapat ditelusuri pada
setiap jenis produk yang dihasilkan, tetapi sumber daya yang dikonsumsi tidak
tergantung pada jumlah unit ataupun batch dari produk yang dihasilkan
perusahaan. Semakin banyak jenis produk yang dihasilkan maka semakin sering
aktivitas ini dilakukan sehingga semakin besar biaya yang dibutuhkannya.
4.
Facility
Sustaining Activities.
Berupa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan
eksistensi perusahaan, seperti pemasaran, sumber daya manusia, pengembangan
sistem, pemeliharaan fasilitas dan lain-lain. Tetapi aktivitas ini tidak
berhubungan dengan jumlah produk, batch maupun jenis produk.
Sedangkan
pada saat melakukan pembebanan biaya dari tiap kelompok tersebut, biaya yang
muncul tersebut diklasifikasikan sesuai dengan kelompok aktivitasnya, sehingga
dalam membebankan biaya sistem ABC dapat digambarkan dengan dua tahapan, yaitu
:
1.
Aktivitas yang
dilakukan untuk memenuhi keinginan customer mengkonsumsi sumber daya dalam
sejumlah uang tertentu.
2.
Biaya setiap
sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas harus dibebankan objek biaya
atas dasar unit aktivitas yang dikonsumsi oleh objek biaya itu sendiri.
C.
Konsep Dasar
Sistem ABC
Ada dua asumsi
yang penting yang mendasari metode ABC, yaitu :
1.
Aktivitas-aktivitas
yang menyebabkan timbulnya metode ABC bahwa sumber daya pembantu atau sumber
daya tidak langsung menyediakan kemampuannya melaksanakan kegiatan bukan hanya
penyebab timbulnya biaya.
2.
Produk atau
pelanggan jasa produk menyebabkan timbulnya permintaan atas dasar aktivitas
untuk membuat produk atau jasa yang diperlukan berbagai kegiatan yang
menimbulkan sumber daya untuk melaksanakan aktivitas tersebut.
Asumsi
tersebut diatas merupakan konsep dasar dari sistem activity Based Costing.
Selanjutnya, karena adanya aktivitas akan menimbulkan biaya, maka untuk dapat
menjalankan usahanya secara efisien, perusahaan harus dapat mengelola
aktivitasnya. Dalam hubungannya dengan biaya produk maka biaya yang dikonsumsi
untuk menghasilkan produk adalah biaya-biaya untuk aktivitas merancang,
merekayasa, memproduksi, menjual dan memberikan pelayanan produk.
D.
Perbedaan
Tradisional (Job Order Costing) dan ABC
Perusahaan yang
menggunakan ABC adalah perusahaan yang memproduksi berbagai jenis barang
seperti dalam perusahaan yang menggunakan job order costing. Sistem job order
costing disebut sistem tradisional dan ABC adalah :
No
|
Tradisional
(Job Order Costing)
|
ABC
|
1
|
Semua produk dibebani biaya
produksi, meskipun produk tertentu tidak mengkonsumsi biaya produksi tersebut
|
Tarif BOP ditentukan didepan
berdasarkan biaya yang dianggarkan atau tingkatan aktivitas yang diharapkan.
|
2
|
Biaya non produksi seperti biaya
administrasi dan pemasaran tidak dibebankan ke produk tertentu, meskipun
biaya tersebut muncul karena memproduksi produk tertentu tersebut
|
Beberapa biaya produksi
dikeluarkan atau tidak dimasukkan sebagai biaya produksi barang tertentu,
jika biaya produksi tersebut muncul bukan karena memproduksi barang tertentu
tersebut atau dengan kata lain, biaya produksi barang tertentu hanya dibebani
biaya yang timbul karena memproduksi barang tersebut
|
3
|
Biaya produksi selain bahan baku
dan tenaga kerja langsung dijadikan satu kelompok BOP dengan satu ukuran,
umumnya diukur berdasarkan jam kerja tenaga kerja langsung atau jam kerja
mesin
|
Terdapat lebih dari satu poll atau
kelompok biaya yang tidak dapat ditelusuri (BOP, administrasi, pemasaran),
dimana masing-masing kelompok biaya mempunyai ukuran aktivitas tersendiri,
sehingga mempunyai tarif tersendiri
|
4
|
Tarif BOP ditentukan didepan
berdasarkan biaya yang dianggarkan atau tingkatan aktivitas yang diharapkan
|
Tarif alokasi biaya didasarkan
pada tingkat aktivitas sesungguhnya, bukan aktivitas yang dianggarkan ataupun
diharapkan.
|
E.
Tahap
Menerapkan ABC
1.
Mengidentifikasi
dan menentukan aktivitas untuk menjual barang tertentu dan menentukan
kelompok-kelompok aktivitsas. Misalnya aktivitas produksi, dikelompokkan
menjadi kelompok biaya tembahan gaji tenaga kerja langsung, kelompok biaya
produksi karena berlalunya waktu, kelompok biaya produksi yang dibebankan berdasarkan
cash Basis. Aktivitas pemasaran, dikelompokkan menjadi kelompok biaya gaji,
kelompok biaya pengiriman, kelompok biaya iklan.
2.
Jika
memungkinkan menulusuri semua biaya BOP, biaya administrasi, dan biaya
pemasaran ke barang tertentu, jika tidak mungkin ke barang tertentu, maka
kelompok aktivitas tertentu. Gaji
mandor, total Rp. 160.000, dimana Rp 100.000 khusus terjadi akibat mengerjakan
pesanan jaket.
3.
Menghitung
tarif alokasi untuk setiap kelompok biaya, jika memungkinkan berdasarkan cost
driver (ukuran aktivitas penyebab munculnya biaya) untuk setiap biaya.
4.
Membebankan dan
mengalokasikan biaya yang tidak dapat ditelusuri (BOP, administrasi,
pemasaran), ke semua barang yang diproduksi dengan menggunakan tarif yang telah
dihitung.
5.
Menyusun
laporan biaya sistem ABC.
F.
Manfaat ABC
Manfaat yang
dihasilkan oleh perusahaan yang menerapkan ABC adalah :
a.
Memperbaiki
mutu pengambilan keputusan.
Kemampuan ABC menghasilkan informasi
biaya produksi yang lebih teliti dapat mengurangi kemungkinan manajemen
melakukan pengambilan keputusan yang salah. Informasi biaya produksi yang lebih
teliti sangat penting bagi manajemen jika perusahaan menghadapi persaingan yang
sangat tajam.
b.
Memungkinkan
manajemen melakukan perbaikan terus menerus terhadap kegiatan untuk mengurangi
biaya overhead.
ABC mengidentifikasi biaya overhead
dengan kegiatan yang menimbulkan biaya tersebut. Dengan demikian informasi
biaya yang dihasilkan oleh ABC dapat digunakan oleh manajemen untuk memantau
secara terus menerus berbagai kegiatan yang digunakan oleh perusahaan untuk
menghasilkan produk dan melayani konsumen. Perbaikan berbagai kegiatan untuk
menghasilkan produk dan penghilangan kegiatan yang tidak bernilai tambah bagi
konsumen dapat dipertimbangkan oleh manajemen berdasarkan informasi biaya yang
disajikan dengan ABC
c.
Memberikan
kemudahan dalam penentuan biaya relevan.
ABC menyediakan informasi biaya yang
dihubungkan dengan berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk, sehingga
manajemen akan memperoleh kemudahan dalam mendapatkan infomasi yang relevan
dalam pengambilan keputusan yang menyangkut berbagai kegiatan bisnis mereka.
Jika misalnya menajemen mempertimbangkan untuk melakukan perbaikan dalam
kegiatan set-up fasilitas produksi, ABC mampu dengan cepat menyediakan
informasi batch related activities cost sehingga memungkikan manajemen
mempertimbangkan akibat keputusan mereka terhadap konsumsi sumber daya untuk
kegiatan tersebut.
G.
Tujuan dan
Peranan ABC
Tujuan
ABC digunakan untuk meningkatkan akurasi analisi biaya dengan memperbaiki cara
penulusuran biaya ke objek biaya. ABC digunakan juga untuk berbagai objek biaya
yang berbeda yaitu produk secara individual, kelompok prodeuk yang saling
berhubungan dan pelanggan secara individual.
Abc juga sangat
membantu perusahaan untuk dapat mengurangi distorsi yang disebabkan oleh sistem
penentuan harga produk tradisional dan mendapatkan biaya produk yang lebih
akurat. ABC juga menyediakan pandangan yang jelas tentang bagaimana perusahaan
membedakan produk, jasa, dan aktivitas yang memberi kontribusi dalam jangka
panjang.
Menurut
Kamaruddin Ahmad mengatakan bahwa peranan dari sistem ABC :
1.
Pembebanan
biaya tidak langsung dan biaya pendukung.
2.
Pembebanan
biaya dan alokasi biaya : biaya langsung dan tak langsung.
Berdasarkan
kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa pembebanan biaya merupakan suatu proses
pembebanan biaya ke dalam cost poll atau dari cost poll ke objek biaya. Biaya
yang langsung dapat ditelusuri secara langsung ke biaya atau objek biaya secara
mudah dapat dihubungkan secara ekonomi. Biaya yang tidak langsung tidak dapat
ditelusuri secara mudah, dan bahkan sulit untuk dihubungkan secara ekonomi dari
biaya atau cost poll ke cost poll atau objek biaya.
H.
Keunggulan
Activity Based Costing
1.
Suatu
pengkajian ABC dapat meyakinkan manajemen bahwa mereka harus mengambil sejumlah
langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya mereka dapat berusaha
untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan memfokus mengurangi biaya.
Analisis biaya dapat menyoroti bagaimana benar-benar mahalnya biaya
manufacturing, yang pada akhirnya dapat memicu aktivitas untuk mereorganisasi
proses memperbaiki mutu dan mengurangi biaya.
2.
ABC dapat
membantu dalam pengambilan keputusan.
3.
Manajemen akan
berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran kompetitif yang lebih
wajar.
4.
Dengan analaisis
biaya yang diperbaiki, manajemen dapat melakukan analaisis yang lebih akurat
mengenai volume yang dilakukan untuk mencari breakevent atas produk yang
bervolume rendah.
5.
Melalui
analisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya, manajemen dapat mulai
merekayasa kembali proses manufcturing untuk mencapai pola keluaran mutu yang
lebih efisien dan lebih tinggi.
I.
Kelemahan
Acitivity Based Costing
1.
Alokasi,
beberapa biaya yang dialokasikan secara sembarangan, karena sulitnya menemukan
aktivitas biaya tersebut. Contoh : pembersihan pabrik dan pengelolaan proses
produksi.
2.
Mengabaikan
biaya, biaya tertentu yang diabaikan dari analisis. Contoh : iklan, riset, dan
sebagainya.
3.
Pengeluaran dan
waktu yang dikonsumsi, disamping memerlukan biaya yang mahal juga.
Berdasarkan kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa ABC memiliki kelemahan yaitu pengalokasian
biaya yang secara sembarangan, pengabaiyan biaya, dan memerlukan biaya yang
mahal dan juga waktu yang cukup lama.
J.
Pengertian ABM.
Activity Based
Managenent (ABM) merupakan suatu konsep yang mengerahkan perhatian pada
konsumsi sumber daya terhadap aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan,
sehingga untuk dapat mengetahui bagaimana suatu perusahaan menggunakan sumber
dayanya, maka terlebih dahulu haruslah dipahami mengenai aktivitas-aktivtas apa
sajakah yang telah terjadi didalam perusahaan tersebut. Aktivitas-aktivitas
tersebut merupakan aktivitas yang telah mengkonsumsi sumber daya melalui
pengidentifikasian pemicu biayanya dimana biaya-biaya ini timbul karena
dilaksanakannya aktivitas-aktivitas tersebut.
Pengertian dan
pemahaman yang baik mengenai berbagai aktivitas yang telah dilaksanakan akan
dapat memberikan pandangan yang baik tentang bagaimana menggunakan, mengelola,
dan mengendalikan sumber daya perusahaan, dan dapat pula digunakan untuk
mengetahui peluang yang ada untuk
meningkatkan kinerja perusahaan serta memberi pedoman yang baik untuk menilai
kinerja tersebut dalam rangka untuk mendukung perbaikan berkesinambungan.
Activity Based
Management merupakan pendekatan yang terintegrasi yang memfokuskan perhatian
manajemen pada aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai yang diterima
oleh pelanggan dan meningkatkan laba perusahaan melalau penyediaan nilai
pelanggan tersebut dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari Activity
Based System, dimana antara ABM dan ABC saling berkaitan satu sama lain.
K.
Dimensi
Activity Based Management
Manajemen
berdasarkan aktivitas memiliki dua dimensi yaitu sebagai berikut :
a.
Dimensi biaya
(cost dimension)
memberikan informasi biaya mengenai sumberdaya, aktivitas, produk
dan pelanggan (serta biaya-biaya lain yang diperlukan), dimana biaya-biaya
sumber daya dapat ditelusuri ke aktivitas-aktivitas dan kemudian di aktivitas
tersebut dibebankan ke pelanggan. Dengan demikian, dimensi ini merefleksikan
kebutuhan untuk membagi sumber daya biaya terhadap aktivitas dan biaya
aktivitas terhadap objek biaya seperti pelanggan dan produk agar dapat
menganalisis keputusan critical. Keputusan tersebut termasuk penetapan harga,
pengadaan produk dan penetapan prioritas untuk usaha perbaikan.
b.
Dimensi Proses
(process dimension)
Memberikan informasi mengenai aktivitas apa saja yang dilaksanakan,
mengapa aktivitas tersebut dilaksanakan dan seberapa baik pelaksanaannya.
Dimensi ini menjelaskan mengenai akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan
aktivitas dan lebih memfokuskan pertanggung jawaban aktivitas bukan pada biaya,
dan menekankan pada maksimalisasi kinerja sistem secara menyeluruh bukan pada
kinerja secara individu. Dengan demikian dimensi ini merefleksikan kebutuhan
untuk suatu kategori informasi yang baru mengenai kinerja aktivitas. Informasi
ini menunjukkan apa yang menyebabkan pemicu biaya dan bagaimana pengukuran
kinerjanya.
L.
Faktor-faktor
yang mendukung keberhasilan penerapan Activity Based Management
Adapun
faktor-faktornya yakni :
1.
Budaya
organisasi
Mencerminkan kerangka berfikir dari karyawan termasuk perilaku,
nilai, keyakinan yang dianut karyawan. Budaya organisasi menunjukkan
keterlibatan, kerja sama, serta partisipasi yang tinggi dari seluruh karyawan.
Budaya organisasi sangatlah mendukung keberhasilan dari penerapan ABM di suatu
organisasi.
2.
Top Management
Support and Commitment
Penerapan suatu sitem manajemen biaya yang baru seperti ABM dan ABC
membutuhkan waktu dan sumber daya, oleh karena itu dukungan dan peran serta top
manajer sangatlah diperlukan untuk keberhasilan penerapannya
3.
Change Process
Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang
sudah dirancang menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan dari proses yang
sudah ada sangatlah mendukung keberhasilan penerapannya. Elemen-elemen dari
proses diantaranya daftar dari aktivitas, sekumpulan tujuan, dan tingkatan
lanjutan.
4.
Continuing
Education
Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan
serta meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan kerja yang cepat
sangatlah penting. Keberhasilan penerapan dari program manajemen biaya yang
baru membutuhkan keahlian, peran serta dan kerjasama dari karyawan suatu
organisasi.
M.
ABM operasional
dan ABM strategis
Cooper dan
Kaplan mengelompokkan penerapan ABM kedalam 2 kategori :
1.
ABM Operasional
ABM operasional meningkatkan efisiensi koperasi dan tingkat
penggunaan aset serta menurunkan biaya fokusnya adalah melakukan sesuatu dengan
benar dan melakukan aktivitas dengan lebih efisien. Penerapan ABM operasional
menggunakan teknik manajemen seperti aktivitas manajemen, proses rekayasa ulang
bisnis, manajemen mutu total dan pengukuran kinerja.
2.
ABM Strategis
berusaha meningkatkan permintaan akan aktivitas dan profitabilitas pada
efisiensi aktivitas saat ini atau efisiensi yang telah ditingkatkan. ABM
strategis berfokus pada pemilihan aktivitas yang tepat untuk operasi. Dengan
menggunakan ABM Strategis, perusahaan meningkatkan profitabilitas melalui
pengurangan aktivitas yang tidak menunguntungkan, penghilangan aktivitas yang
tidak penting dan pemilihan pelanggan yang paling menguntungkan. Penerapa ABM
strategis menggunakan teknik manajemen seperti perancangan proses, bauran dini
produk pelanggan, hubungan dengan pemasok, hubungan dengan pelanggan (penetapan
harga, ukuran pesanan, pengiriman, pengamasan, dsb), segmentasi pasar dan
saluran distribusi.
Soal dan Jawaban
1.
PT Baju memproduksi
2 produk yaitu produk polos dan produk bercorak. Produk PT Baju yang bercorak
diproduksi dalam jumlah yang sama dan biaya yang sama dengan produk polos.
Kedua-duanya bervolume tinggi. PT Baju melakukan :
a.
40 persiapan
untuk setiap produk dan mengeluarkan biaya persiapan sebesar Rp. 900.000 dengan
rata-rata sebesar Rp 22.500/persiapan
b.
20 perubahan
desain untuk setiap produk dan menegluarkan biaya perubahan desain sebesar
Rp.700.000 dengan rata-rata sebesar Rp.35.000
c.
Menggunakan
160.000 jam tenaga kerja langsung dan mengeluarkan biaya overhead lain-lain
sebesar Rp.3.200.000 dengan rata-rata sebesar 20 jam tenaga kerja langsung.
Jawab
:
Data
produksi terakhir PT Baju :
PT BAJU
Ikhtisar dari Produksi Tahun Terakhir
Polos
|
Bercorak
|
Total
|
|
Unit yang diproduksi
|
100.000
|
50.000
|
|
Biaya bahan baku langsung
|
|||
Per Unit
|
Rp 10
|
Rp 15
|
|
Total
|
Rp 1.000.000
|
Rp 750.000
|
Rp 1.750.000
|
Tenaga Kerja Langsung
|
|||
Jam Per unit
|
1
|
2
|
|
Total Jam
|
80.000
|
80.000
|
|
Total Biaya
|
Rp. 1.600.000
|
Rp 1.600.000
|
Rp 1.750.000
|
Persiapan
|
20
|
20
|
|
Perubahan desain
|
10
|
10
|
|
Overhead
|
|||
Biaya Tingkat Batch
|
Rp. 900.000
|
||
Biaya Tingkat Produk
|
Rp.700.000
|
||
Overhead lain-lain
|
Rp. 3.200.000
|
||
Total Overhead
|
Rp. 4.800.000
|
||
Rp. 9.750.000
|
Berdasarkan
data diatas, direktur PT BAJU meminta manajer akuntansinya untuk menghitung
berapa biaya per unit berdasarkan perhitungan system ABC !
PERHITUNGAN :
PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN
AKTIVITAS (ABC)
PT BAJU
PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS
|
Tarif
Overhead:
Biaya
persiapan tingkat batch Rp.
900.000:40=Rp. 22.500/persiapan
Biaya per
kali perubahan-tingkat produk
Rp. 700.000:20=Rp. 35.000/perubahan
Overhead
lain-lain Rp.
3.200.000:160.000=Rp. 20/jam TKL
|
polos
|
Bercorak
|
Total
|
|
Bahan baku langsung
|
Rp. 1000.000
|
Rp. 750.000
|
Rp. 1.750.000
|
Tenaga Kerja Langsung
|
1.600.000
|
1.600.000
|
3.200.000
|
Overhead :
|
|||
Persiapan : Rp.22.500x20
|
450.000
|
||
Persiapan: Rp.22.500x20
|
450.000
|
900.000
|
|
Perubahan desain Rp.35.000x10
|
350.000
|
||
Perubahan desain Rp35.000x10
|
350.000
|
700.000
|
|
TKL Rp.20x80.000 jam
|
1.600.000
|
||
TKL Rp.20x80.000 jam
|
1.600.000
|
3.200.000
|
|
Total biaya
|
Rp. 5.000.000
|
Rp. 4.750.000
|
Rp. 9.750.000
|
Unit yang diproduksi
|
100.000
|
50.000
|
|
Biaya per unit
|
Rp. 50
|
Rp. 95
|
2.
Pabrik sepatu
maya menghasilkan produk, nike dan adidas dan menggunakan sitem penetapan biaya
dimana semua biaya tidak langsung dikumpulkan di dalam suatu poll biaya dan
dialokasikan berdasarkan pada jam mesin. Manajemen blaine memutuskan untuk
menetapkan ABC karena studi tentang biaya mengungkapkan bahwa biaya umum
berhubungan dengan aktivitas set up dan aktivitas desain, banyaknya set up dan
banyaknya jam mesin desain merupakan pendorong aktivitas untuk kedua biaya
tersebut dan jam mesin selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan
biaya tidak langsung. Berikut ini informasi operasi tahun sekarang dari pabrik
sepatu maya :
Nike
|
Adidas
|
Total
|
|
Unit yang diproduksi
|
800
|
17.000
|
17.800
|
Biaya bahan langsung
|
|||
Per unit
|
Rp.250
|
Rp.50
|
|
Total
|
Rp.200.000
|
Rp.850.000
|
Rp.1.050.000
|
Biaya upah langsung
|
Rp.80.000
|
Rp.425.000
|
Rp.505.000
|
Jam desain
|
9.600
|
4.400
|
14.000
|
Setup
|
120
|
80
|
200
|
Jam mesin
|
5.000
|
45.000
|
50.000
|
Overhead
|
|||
Desain
|
Rp.350.000
|
||
Setup
|
Rp.250.000
|
||
Lain-lain
|
Rp.1.200.000
|
||
Total overhead
|
Rp.1.450.000
|
Direktur pabrik sepatu maya meminta kepada bagian akuntansi :
Menghitung total biaya dan biaya per unit yang dilaporkan untuk
kedua produk dengan sisttem perhitungan harga pokok ABC !
Perhitungan biaya produksi berdasarkan Sistem ABC
Pabrik sepatu
ARHAN
Biaya produksi
dengan sistem ABC
Tarif Overhead :
Desain : Rp.350.000 : 14.000 jam desain = Rp25/jam
Setup : Rp.250.000 : 200 Setup = 1.250 setup
Overhead lainnya : Rp.1.200.000 : 58.000 jam mesin = Rp 24 per jam
mesin
Nike
|
Adidas
|
Total
|
|
Bahan Baku
|
Rp.200.000
|
||
Upah Langsung
|
Rp.80.000
|
||
Overhead :
|
|||
Rp25x9600 jam desain
|
240.000
|
||
Rp25x4400 jam desain
|
110.000
|
350.000
|
|
Biaya setup
|
|||
Rp.1.250x120 setup
|
150.000
|
||
RP.1.250x80 setup
|
100.000
|
250.000
|
|
Biaya lainnya
|
|||
Rp 24x5000 jam mesin
|
120.000
|
||
Rp24x45.000 jam mesin
|
1.080.000
|
1.200.000
|
|
Total biaya
|
Rp.790.000
|
Rp.2.565.000
|
Rp.3.355.000
|
Unit yang diproduksi
|
800
|
17.000
|
|
Biaya per unit
|
Rp.987,50
|
Rp.150,88
|
3.
Apakan
perbedaan metode plantwide, department specific rates dan ABC
Plantwide
|
Departement Specific Rates
|
ABC
|
Single-Tag-Costing
|
Two-Stage-Costing
|
Two-Stage-Costing
|
Menggunakan satu tarif dan dengan
dasar pemicu biaya yang sama untuk semua departmen
|
Menggunakan tarif yang berbeda
dimasing-masing departemen
|
Tarif yang digunakan bervariasi
berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi oleh pemicu biaya, bukan berdasarkan
departemen
|
Biaya overhead dialokasikan secara
proporsional terhadap volume output
|
Biaya overhead dialokasikan secara
proporsional terhadap volume output
|
Pengalokasian biaya overhead tidak
dikaitkan dengan volume output, tetapi dikaitkan dengan aktivitas yang
digunakan
|
4.
Jelaskan
bagaiman penerapan dalam Activity Based Management !
a.
ABM Operasional
ABM operasional meningkatkan efisiensi koperasi dan tingkat
penggunaan aset serta menurunkan biaya fokusnya adalah melakukan sesuatu dengan
benar dan melakukan aktivitas dengan lebih efisien. Penerapan ABM operasional
menggunakan teknik manajemen seperti aktivitas manajemen, proses rekayasa ulang
bisnis, manajemen mutu total dan pengukuran kinerja.
b.
ABM Strategis
berusaha meningkatkan permintaan akan aktivitas dan profitabilitas pada
efisiensi aktivitas saat ini atau efisiensi yang telah ditingkatkan. ABM
strategis berfokus pada pemilihan aktivitas yang tepat untuk operasi. Dengan menggunakan
ABM Strategis, perusahaan meningkatkan profitabilitas melalui pengurangan
aktivitas yang tidak menunguntungkan, penghilangan aktivitas yang tidak penting
dan pemilihan pelanggan yang paling menguntungkan. Penerapa ABM strategis
menggunakan teknik manajemen seperti perancangan proses, bauran dini produk
pelanggan, hubungan dengan pemasok, hubungan dengan pelanggan (penetapan harga,
ukuran pesanan, pengiriman, pengamasan, dsb), segmentasi pasar dan saluran
distribusi.
5.
Jelaskan
perbedaan antara ABC dan ABM !
·
Activity
Based Costing ( ABC ) adalah metode
pembebanan aktivitas-aktivitas berdasarkan besarnya pemakaian sumber daya, dan
membebankan biaya pada objek biaya, seperti produk atau pelanggan, berdasarkan
besarnya aktivitas, serta untuk mengukur biaya dan kinerja dari aktivitas yang
terkait dengan proses dan objek biaya.
·
Activity Based
Managenent (ABM) merupakan suatu konsep yang mengerahkan perhatian pada
konsumsi sumber daya terhadap aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan,
sehingga untuk dapat mengetahui bagaimana suatu perusahaan menggunakan sumber
dayanya, maka terlebih dahulu haruslah dipahami mengenai aktivitas-aktivtas apa
sajakah yang telah terjadi didalam perusahaan tersebut. Aktivitas-aktivitas
tersebut merupakan aktivitas yang telah mengkonsumsi sumber daya melalui
pengidentifikasian pemicu biayanya dimana biaya-biaya ini timbul karena
dilaksanakannya aktivitas-aktivitas tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar