Kamis, 25 Juli 2013

ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)


A.     Pengertian Activity Based Costing ( ABC )
Sebelum mengetahui apa itu yang dimaksud dengan Activity Based Costing (ABC), telebih dahulu kita mengenal istilah-istilah yang disebut dengan aktivitas, sumber daya, objek biaya, cost poll, elemen biaya, dan cost driver.
Aktivitas merupakan tindakan, gerakan, atau rangkaian dari suatu pekerjaan yang dilakukan. Aktivitas juga dapat diartikan sebagai kumpulan dari tindakan yang dilakukan dalam organisasi yang berguna untuk tujuan penentuan biaya berdasarkan aktivitas yang ada. Misalnya pemindahan bahan merupakan suatu aktivitas dari pergudangan.
Sumber daya merupakan unsur yang dibebankan atau yang digunakan dalam pelaksaan suatu aktivitas. Misalnya : gaji dan bahan merupakan sumber daya yang digunakan untuk melakukan suatu aktivitas.
Objek biaya merupakan bentuk akhir dimana pengukuran biaya itu diperlukan. Misalnya, pelanggan, produk, jasa, kontrak , atau unit kerja lainnya dimana manajemen menginginkan pengukuran biaya secara terpisah merupakan objek biaya.
Elemen biaya merupakan jumlah yang dibayarkan untuk sumber daya yang dikonsumsi aktvitas dan yang terkandung di dalam cost poll. Misalnya untuk hal-hal yang berkaitan dengan mesin mungkin mengandung elemen biaya untuk tenaga, elemen biaya teknik, dan elemen biaya depresiasi.
Cost driver merupakan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas, juga merupakan faktor yang dapat diukur yang dapat digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari aktivitas ke aktivitas lainnya, produk atau jasa. Ada dua jenis cost driver, yaitu :
1.      Driver sumber daya adalah ukuran kuantitas sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas. Driver sumber daya ini digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas ke cost poll tertentu. Contohnya adalah presentase dari luas total yang digunakan oleh suatu aktivitas.
2.      Driver aktivitas adalah ukuran frekuensi dan intensitas permintaan terhadap suatu aktivitas terhadap objek biaya. Driver aktivitas digunakan untu membebankan biaya dari cost poll ke objek biaya. Contohnya, jumlah suku cadang yang berbeda yang digunakan dalam produk akhir untuk mengukur konsumsi aktivitas penanganan bahan untuk setiap produk.
Activity Based  Costing adalah metode pembebanan aktivitas-aktivitas berdasarkan besarnya pemakaian sumber daya, dan membebankan biaya pada objek biaya, seperti produk atau pelanggan, berdasarkan besarnya aktivitas, serta untuk mengukur biaya dan kinerja dari aktivitas yang terkait dengan proses dan objek biaya.
Pengertian mendasar dari sistem ABC adalah adanya analisa terhadap keseluruhan aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hal-hal sebagai berikut :
1.      Aktivitas yang ada dalam tiap-tiap dapartemen dan sebab timbulnya aktivitas
2.      Dalam kondisi yang bagaimana setiap aktivitas tersebut dilaksanakan.
3.      Bagaimana frekuensi masing-masing aktivitas dalam pelaksanaannya.
4.      Sumber-sumber yang dikonsumsi untuk melakasanakan masing-masing aktivitas.
5.      Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab timbulnya aktivitas tersebut atau pembenahan atas sumber daya yang dimiliki perusahaan.
            Dalam Activity Based Costing (ABC) semua biaya dibebankan ke produk yang menimbulkan aktivitas atau apabila ada alasan yang mendasar bahwa biaya tersebut dipengaruhi oleh produk yang dibuat, baik biaya produksi, maupun biaya non-produksi.          
            ABC atau penentu harga pokok produk berbasis aktivitas merupakan sistem informasi tentang pekerjaan atau kegiatan yang mengkonsumsi sumber daya dan menghasilkan nilai bagi konsumen. Defenisi lain ABC adalah suatu informasi yang dapat menyajikan secara akurat dan tepat waktu mnegenai pekerjaan atau aktvitas yang mengkonsumsi sumber biaya aktivitas untuk mencapai tujuan pekerjaan produk dan pelanggan. ABC dirancang untuk mengukur harga pokok produk melalui aktivitas-aktivitas. Biaya-biaya akan diukur dari aktivitas ke produk berdasarkan permintaan tiap-tiap produk terhadap aktivitas selama proses produksi, sehingga biaya yang timbul masing-masing jenis produk akan terlihat lebih jelas. Sistem tersebut menerapkan sistem akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.
B.     Alokasi Biaya
Secara tradisional, akuntan membebankan biaya kepada produk hanya berpedoman pada banyak sedikitnya jumlah unit yang dihasilkan sebagai satu-satunya faktor yang menyebabkan biaya dan aktivitas muncul. Akuntan menggunakan volume related cost driver untuk membebankan biaya. Setelah ditelusuri ternyata beberapa biaya dan aktivitas yang muncul bukan dipicu oleh jumlah unit yang diproduksi sehingga tidak semua biaya overhead yang muncul dipicu oleh jumlah unit yang diproduksi. Dalam hal ini akuntan harus mengetahui dasar apa yang bisa digunakan untuk mengalokasikan biaya atas aktivitas dan mengetahui cost driver yang rasional (Cost Driver merupakan faktor-faktor yang menimbulkan timbulnya biaya).
            Dalam ABC, proses identifikasi aktivitas merupakan salah satu bagian yang penting dari tahapan tahapan pembbebanan biaya overhead pabrik. Tahap pertama pada identifikasi aktivitas, aktivitas yang luas dikelompokkan ke dalam 4 kategori aktivitas, yaitu :
1.      Unit Level Activities
Berupa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan yang dilakukan sekali untuk setiap unit sehingga biaya produk yang berhubungan dengan aktivitas yang dibebankan berdasarkan jumlah unit yang diproduksi. Misalnya : jam tenaga kerja langsung. Semakin banyak jumlah unit yang diproduksi maka semakin  banyak juga tenaga kerja langsung dibutuhkan.
2.      Bacth Level Activity
Yaitu berupa ativitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mendukung produksi sejumlah order tertentu (batch). Aktivitas ini dilakukan sekali untuk setiap batch sehingga biaya produksi yang berhubungan dengan aktivitas ini dibebankan berdasrkan jumlah batch yang diproduksi misalnya : biaya set-up mesin. Semakin banyak unit yang diproduksi tidak mempengaruhi biaya pada aktivitas set-up, tetapi semakin sering set-up dilakukan maka semakin besar pula biaya set-up mesin
3.      Product Sustaining Activities
Berupa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan eksistensi suatu produk, pemeliharaan produk, pengembangan produk dan inovasi produk. Beban biaya yang terjadi pada aktivitas ini dapat ditelusuri pada setiap jenis produk yang dihasilkan, tetapi sumber daya yang dikonsumsi tidak tergantung pada jumlah unit ataupun batch dari produk yang dihasilkan perusahaan. Semakin banyak jenis produk yang dihasilkan maka semakin sering aktivitas ini dilakukan sehingga semakin besar biaya yang dibutuhkannya.
4.      Facility Sustaining Activities.
Berupa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan, seperti pemasaran, sumber daya manusia, pengembangan sistem, pemeliharaan fasilitas dan lain-lain. Tetapi aktivitas ini tidak berhubungan dengan jumlah produk, batch maupun jenis produk.
Sedangkan pada saat melakukan pembebanan biaya dari tiap kelompok tersebut, biaya yang muncul tersebut diklasifikasikan sesuai dengan kelompok aktivitasnya, sehingga dalam membebankan biaya sistem ABC dapat digambarkan dengan dua tahapan, yaitu :
1.      Aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi keinginan customer mengkonsumsi sumber daya dalam sejumlah uang tertentu.
2.      Biaya setiap sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas harus dibebankan objek biaya atas dasar unit aktivitas yang dikonsumsi oleh objek biaya itu sendiri.

C.     Konsep Dasar Sistem ABC
Ada dua asumsi yang penting yang mendasari metode ABC, yaitu :
1.      Aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya metode ABC bahwa sumber daya pembantu atau sumber daya tidak langsung menyediakan kemampuannya melaksanakan kegiatan bukan hanya penyebab timbulnya biaya.
2.      Produk atau pelanggan jasa produk menyebabkan timbulnya permintaan atas dasar aktivitas untuk membuat produk atau jasa yang diperlukan berbagai kegiatan yang menimbulkan sumber daya untuk melaksanakan aktivitas tersebut.
Asumsi tersebut diatas merupakan konsep dasar dari sistem activity Based Costing. Selanjutnya, karena adanya aktivitas akan menimbulkan biaya, maka untuk dapat menjalankan usahanya secara efisien, perusahaan harus dapat mengelola aktivitasnya. Dalam hubungannya dengan biaya produk maka biaya yang dikonsumsi untuk menghasilkan produk adalah biaya-biaya untuk aktivitas merancang, merekayasa, memproduksi, menjual dan memberikan pelayanan produk.
D.     Perbedaan Tradisional (Job Order Costing) dan ABC
Perusahaan yang menggunakan ABC adalah perusahaan yang memproduksi berbagai jenis barang seperti dalam perusahaan yang menggunakan job order costing. Sistem job order costing disebut sistem tradisional dan ABC adalah :
No
Tradisional (Job Order Costing)
ABC
1
Semua produk dibebani biaya produksi, meskipun produk tertentu tidak mengkonsumsi biaya produksi tersebut
Tarif BOP ditentukan didepan berdasarkan biaya yang dianggarkan atau tingkatan aktivitas yang diharapkan.
2
Biaya non produksi seperti biaya administrasi dan pemasaran tidak dibebankan ke produk tertentu, meskipun biaya tersebut muncul karena memproduksi produk tertentu tersebut
Beberapa biaya produksi dikeluarkan atau tidak dimasukkan sebagai biaya produksi barang tertentu, jika biaya produksi tersebut muncul bukan karena memproduksi barang tertentu tersebut atau dengan kata lain, biaya produksi barang tertentu hanya dibebani biaya yang timbul karena memproduksi barang tersebut
3
Biaya produksi selain bahan baku dan tenaga kerja langsung dijadikan satu kelompok BOP dengan satu ukuran, umumnya diukur berdasarkan jam kerja tenaga kerja langsung atau jam kerja mesin
Terdapat lebih dari satu poll atau kelompok biaya yang tidak dapat ditelusuri (BOP, administrasi, pemasaran), dimana masing-masing kelompok biaya mempunyai ukuran aktivitas tersendiri, sehingga mempunyai tarif tersendiri
4
Tarif BOP ditentukan didepan berdasarkan biaya yang dianggarkan atau tingkatan aktivitas yang diharapkan
Tarif alokasi biaya didasarkan pada tingkat aktivitas sesungguhnya, bukan aktivitas yang dianggarkan ataupun diharapkan.

E.     Tahap Menerapkan ABC
1.      Mengidentifikasi dan menentukan aktivitas untuk menjual barang tertentu dan menentukan kelompok-kelompok aktivitsas. Misalnya aktivitas produksi, dikelompokkan menjadi kelompok biaya tembahan gaji tenaga kerja langsung, kelompok biaya produksi karena berlalunya waktu, kelompok biaya produksi yang dibebankan berdasarkan cash Basis. Aktivitas pemasaran, dikelompokkan menjadi kelompok biaya gaji, kelompok biaya pengiriman, kelompok biaya iklan.
2.      Jika memungkinkan menulusuri semua biaya BOP, biaya administrasi, dan biaya pemasaran ke barang tertentu, jika tidak mungkin ke barang tertentu, maka kelompok aktivitas tertentu.  Gaji mandor, total Rp. 160.000, dimana Rp 100.000 khusus terjadi akibat mengerjakan pesanan jaket.
3.      Menghitung tarif alokasi untuk setiap kelompok biaya, jika memungkinkan berdasarkan cost driver (ukuran aktivitas penyebab munculnya biaya) untuk setiap biaya.
4.      Membebankan dan mengalokasikan biaya yang tidak dapat ditelusuri (BOP, administrasi, pemasaran), ke semua barang yang diproduksi dengan menggunakan tarif yang telah dihitung.
5.      Menyusun laporan biaya sistem ABC.

F.      Manfaat ABC
Manfaat yang dihasilkan oleh perusahaan yang menerapkan ABC adalah :
a.       Memperbaiki mutu pengambilan keputusan.
Kemampuan ABC menghasilkan informasi biaya produksi yang lebih teliti dapat mengurangi kemungkinan manajemen melakukan pengambilan keputusan yang salah. Informasi biaya produksi yang lebih teliti sangat penting bagi manajemen jika perusahaan menghadapi persaingan yang sangat tajam.
b.      Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus terhadap kegiatan untuk mengurangi biaya overhead.
ABC mengidentifikasi biaya overhead dengan kegiatan yang menimbulkan biaya tersebut. Dengan demikian informasi biaya yang dihasilkan oleh ABC dapat digunakan oleh manajemen untuk memantau secara terus menerus berbagai kegiatan yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan melayani konsumen. Perbaikan berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk dan penghilangan kegiatan yang tidak bernilai tambah bagi konsumen dapat dipertimbangkan oleh manajemen berdasarkan informasi biaya yang disajikan dengan ABC
c.       Memberikan kemudahan dalam penentuan biaya relevan.
ABC menyediakan informasi biaya yang dihubungkan dengan berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk, sehingga manajemen akan memperoleh kemudahan dalam mendapatkan infomasi yang relevan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut berbagai kegiatan bisnis mereka. Jika misalnya menajemen mempertimbangkan untuk melakukan perbaikan dalam kegiatan set-up fasilitas produksi, ABC mampu dengan cepat menyediakan informasi batch related activities cost sehingga memungkikan manajemen mempertimbangkan akibat keputusan mereka terhadap konsumsi sumber daya untuk kegiatan tersebut.
G.    Tujuan dan Peranan ABC
Tujuan ABC digunakan untuk meningkatkan akurasi analisi biaya dengan memperbaiki cara penulusuran biaya ke objek biaya. ABC digunakan juga untuk berbagai objek biaya yang berbeda yaitu produk secara individual, kelompok prodeuk yang saling berhubungan dan pelanggan secara individual.
Abc juga sangat membantu perusahaan untuk dapat mengurangi distorsi yang disebabkan oleh sistem penentuan harga produk tradisional dan mendapatkan biaya produk yang lebih akurat. ABC juga menyediakan pandangan yang jelas tentang bagaimana perusahaan membedakan produk, jasa, dan aktivitas yang memberi kontribusi dalam jangka panjang.
Menurut Kamaruddin Ahmad mengatakan bahwa peranan dari sistem ABC :
1.      Pembebanan biaya tidak langsung dan biaya pendukung.
2.      Pembebanan biaya dan alokasi biaya : biaya langsung dan tak langsung.
Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa pembebanan biaya merupakan suatu proses pembebanan biaya ke dalam cost poll atau dari cost poll ke objek biaya. Biaya yang langsung dapat ditelusuri secara langsung ke biaya atau objek biaya secara mudah dapat dihubungkan secara ekonomi. Biaya yang tidak langsung tidak dapat ditelusuri secara mudah, dan bahkan sulit untuk dihubungkan secara ekonomi dari biaya atau cost poll ke cost poll atau objek biaya.
H.    Keunggulan Activity Based Costing
1.      Suatu pengkajian ABC dapat meyakinkan manajemen bahwa mereka harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan memfokus mengurangi biaya. Analisis biaya dapat menyoroti bagaimana benar-benar mahalnya biaya manufacturing, yang pada akhirnya dapat memicu aktivitas untuk mereorganisasi proses memperbaiki mutu dan mengurangi biaya.
2.      ABC dapat membantu dalam pengambilan keputusan.
3.      Manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran kompetitif yang lebih wajar.
4.      Dengan analaisis biaya yang diperbaiki, manajemen dapat melakukan analaisis yang lebih akurat mengenai volume yang dilakukan untuk mencari breakevent atas produk yang bervolume rendah.
5.      Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya, manajemen dapat mulai merekayasa kembali proses manufcturing untuk mencapai pola keluaran mutu yang lebih efisien dan lebih tinggi.
I.       Kelemahan Acitivity Based Costing
1.      Alokasi, beberapa biaya yang dialokasikan secara sembarangan, karena sulitnya menemukan aktivitas biaya tersebut. Contoh : pembersihan pabrik dan pengelolaan proses produksi.
2.      Mengabaikan biaya, biaya tertentu yang diabaikan dari analisis. Contoh : iklan, riset, dan sebagainya.
3.      Pengeluaran dan waktu yang dikonsumsi, disamping memerlukan biaya yang mahal juga.
Berdasarkan kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa  ABC memiliki kelemahan yaitu pengalokasian biaya yang secara sembarangan, pengabaiyan biaya, dan memerlukan biaya yang mahal dan juga waktu yang cukup lama.

J.      Pengertian ABM.
Activity Based Managenent (ABM) merupakan suatu konsep yang mengerahkan perhatian pada konsumsi sumber daya terhadap aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan, sehingga untuk dapat mengetahui bagaimana suatu perusahaan menggunakan sumber dayanya, maka terlebih dahulu haruslah dipahami mengenai aktivitas-aktivtas apa sajakah yang telah terjadi didalam perusahaan tersebut. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang telah mengkonsumsi sumber daya melalui pengidentifikasian pemicu biayanya dimana biaya-biaya ini timbul karena dilaksanakannya aktivitas-aktivitas tersebut.
Pengertian dan pemahaman yang baik mengenai berbagai aktivitas yang telah dilaksanakan akan dapat memberikan pandangan yang baik tentang bagaimana menggunakan, mengelola, dan mengendalikan sumber daya perusahaan, dan dapat pula digunakan untuk mengetahui peluang  yang ada untuk meningkatkan kinerja perusahaan serta memberi pedoman yang baik untuk menilai kinerja tersebut dalam rangka untuk mendukung perbaikan berkesinambungan.
Activity Based Management merupakan pendekatan yang terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai yang diterima oleh pelanggan dan meningkatkan laba perusahaan melalau penyediaan nilai pelanggan tersebut dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari Activity Based System, dimana antara ABM dan ABC saling berkaitan satu sama lain.
K.     Dimensi Activity Based Management
Manajemen berdasarkan aktivitas memiliki dua dimensi yaitu sebagai berikut :
a.       Dimensi biaya (cost dimension)
memberikan informasi biaya mengenai sumberdaya, aktivitas, produk dan pelanggan (serta biaya-biaya lain yang diperlukan), dimana biaya-biaya sumber daya dapat ditelusuri ke aktivitas-aktivitas dan kemudian di aktivitas tersebut dibebankan ke pelanggan. Dengan demikian, dimensi ini merefleksikan kebutuhan untuk membagi sumber daya biaya terhadap aktivitas dan biaya aktivitas terhadap objek biaya seperti pelanggan dan produk agar dapat menganalisis keputusan critical. Keputusan tersebut termasuk penetapan harga, pengadaan produk dan penetapan prioritas untuk usaha perbaikan.
b.      Dimensi Proses (process dimension)
Memberikan informasi mengenai aktivitas apa saja yang dilaksanakan, mengapa aktivitas tersebut dilaksanakan dan seberapa baik pelaksanaannya. Dimensi ini menjelaskan mengenai akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas dan lebih memfokuskan pertanggung jawaban aktivitas bukan pada biaya, dan menekankan pada maksimalisasi kinerja sistem secara menyeluruh bukan pada kinerja secara individu. Dengan demikian dimensi ini merefleksikan kebutuhan untuk suatu kategori informasi yang baru mengenai kinerja aktivitas. Informasi ini menunjukkan apa yang menyebabkan pemicu biaya dan bagaimana pengukuran kinerjanya.
L.     Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan Activity Based Management
Adapun faktor-faktornya yakni :
1.      Budaya organisasi
Mencerminkan kerangka berfikir dari karyawan termasuk perilaku, nilai, keyakinan yang dianut karyawan. Budaya organisasi menunjukkan keterlibatan, kerja sama, serta partisipasi yang tinggi dari seluruh karyawan. Budaya organisasi sangatlah mendukung keberhasilan dari penerapan ABM di suatu organisasi.
2.      Top Management Support and Commitment
Penerapan suatu sitem manajemen biaya yang baru seperti ABM dan ABC membutuhkan waktu dan sumber daya, oleh karena itu dukungan dan peran serta top manajer sangatlah diperlukan untuk keberhasilan penerapannya
3.      Change Process
Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang sudah dirancang menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan dari proses yang sudah ada sangatlah mendukung keberhasilan penerapannya. Elemen-elemen dari proses diantaranya daftar dari aktivitas, sekumpulan tujuan, dan tingkatan lanjutan.
4.      Continuing Education
Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan serta meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan kerja yang cepat sangatlah penting. Keberhasilan penerapan dari program manajemen biaya yang baru membutuhkan keahlian, peran serta dan kerjasama dari karyawan suatu organisasi.
M.   ABM operasional dan ABM strategis
Cooper dan Kaplan mengelompokkan penerapan ABM kedalam 2 kategori :
1.      ABM Operasional
ABM operasional meningkatkan efisiensi koperasi dan tingkat penggunaan aset serta menurunkan biaya fokusnya adalah melakukan sesuatu dengan benar dan melakukan aktivitas dengan lebih efisien. Penerapan ABM operasional menggunakan teknik manajemen seperti aktivitas manajemen, proses rekayasa ulang bisnis, manajemen mutu total dan pengukuran kinerja.
2.      ABM Strategis berusaha meningkatkan permintaan akan aktivitas dan profitabilitas pada efisiensi aktivitas saat ini atau efisiensi yang telah ditingkatkan. ABM strategis berfokus pada pemilihan aktivitas yang tepat untuk operasi. Dengan menggunakan ABM Strategis, perusahaan meningkatkan profitabilitas melalui pengurangan aktivitas yang tidak menunguntungkan, penghilangan aktivitas yang tidak penting dan pemilihan pelanggan yang paling menguntungkan. Penerapa ABM strategis menggunakan teknik manajemen seperti perancangan proses, bauran dini produk pelanggan, hubungan dengan pemasok, hubungan dengan pelanggan (penetapan harga, ukuran pesanan, pengiriman, pengamasan, dsb), segmentasi pasar dan saluran distribusi.




Soal dan Jawaban
1.      PT Baju memproduksi 2 produk yaitu produk polos dan produk bercorak. Produk PT Baju yang bercorak diproduksi dalam jumlah yang sama dan biaya yang sama dengan produk polos. Kedua-duanya bervolume tinggi. PT Baju melakukan :
a.       40 persiapan untuk setiap produk dan mengeluarkan biaya persiapan sebesar Rp. 900.000 dengan rata-rata sebesar Rp 22.500/persiapan
b.      20 perubahan desain untuk setiap produk dan menegluarkan biaya perubahan desain sebesar Rp.700.000 dengan rata-rata sebesar Rp.35.000
c.       Menggunakan 160.000 jam tenaga kerja langsung dan mengeluarkan biaya overhead lain-lain sebesar Rp.3.200.000 dengan rata-rata sebesar 20 jam tenaga kerja langsung.
Jawab :
Data produksi terakhir PT Baju :
PT BAJU
Ikhtisar dari Produksi Tahun Terakhir

Polos
Bercorak
Total
Unit yang diproduksi
100.000
50.000

Biaya bahan baku langsung
Per Unit
Rp 10
Rp 15

Total
Rp 1.000.000
Rp 750.000
Rp 1.750.000
Tenaga Kerja Langsung
Jam Per unit
1
2

Total Jam
80.000
80.000

Total Biaya
Rp. 1.600.000
Rp 1.600.000
Rp 1.750.000
Persiapan
20
20

Perubahan desain
10
10

Overhead
Biaya Tingkat Batch


Rp. 900.000
Biaya Tingkat Produk


Rp.700.000
Overhead lain-lain


Rp. 3.200.000
Total Overhead


Rp. 4.800.000



Rp. 9.750.000

Berdasarkan data diatas, direktur PT BAJU meminta manajer akuntansinya untuk menghitung berapa biaya per unit berdasarkan perhitungan system ABC !
PERHITUNGAN :
PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC)
PT BAJU
PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS
Tarif Overhead:
Biaya persiapan tingkat batch                              Rp. 900.000:40=Rp. 22.500/persiapan
Biaya per kali perubahan-tingkat produk           Rp. 700.000:20=Rp. 35.000/perubahan
Overhead lain-lain                                                  Rp. 3.200.000:160.000=Rp. 20/jam TKL


polos
Bercorak
Total
Bahan baku langsung
Rp. 1000.000
Rp. 750.000
Rp. 1.750.000
Tenaga Kerja Langsung
1.600.000
1.600.000
3.200.000
Overhead :
Persiapan : Rp.22.500x20
450.000


Persiapan: Rp.22.500x20

450.000
900.000
Perubahan desain Rp.35.000x10
350.000


Perubahan desain Rp35.000x10

350.000
700.000
TKL Rp.20x80.000 jam
1.600.000


TKL Rp.20x80.000 jam

1.600.000
3.200.000
Total biaya
Rp. 5.000.000
Rp. 4.750.000
Rp. 9.750.000
Unit yang diproduksi
100.000
50.000

Biaya per unit
Rp. 50
Rp. 95


2.      Pabrik sepatu maya menghasilkan produk, nike dan adidas dan menggunakan sitem penetapan biaya dimana semua biaya tidak langsung dikumpulkan di dalam suatu poll biaya dan dialokasikan berdasarkan pada jam mesin. Manajemen blaine memutuskan untuk menetapkan ABC karena studi tentang biaya mengungkapkan bahwa biaya umum berhubungan dengan aktivitas set up dan aktivitas desain, banyaknya set up dan banyaknya jam mesin desain merupakan pendorong aktivitas untuk kedua biaya tersebut dan jam mesin selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya tidak langsung. Berikut ini informasi operasi tahun sekarang dari pabrik sepatu maya :


Nike
Adidas
Total
Unit yang diproduksi
800
17.000
17.800
Biaya bahan langsung
Per unit
Rp.250
Rp.50

Total
Rp.200.000
Rp.850.000
Rp.1.050.000
Biaya upah langsung
Rp.80.000
Rp.425.000
Rp.505.000
Jam desain
9.600
4.400
14.000
Setup
120
80
200
Jam mesin
5.000
45.000
50.000
Overhead
Desain


Rp.350.000
Setup


Rp.250.000
Lain-lain


Rp.1.200.000
Total overhead


Rp.1.450.000

Direktur pabrik sepatu maya meminta kepada bagian akuntansi :
Menghitung total biaya dan biaya per unit yang dilaporkan untuk kedua produk dengan sisttem perhitungan harga pokok ABC !

Perhitungan biaya produksi berdasarkan Sistem ABC
Pabrik sepatu ARHAN
Biaya produksi dengan sistem ABC
Tarif Overhead :
Desain : Rp.350.000 : 14.000 jam desain = Rp25/jam
Setup : Rp.250.000 : 200 Setup = 1.250 setup
Overhead lainnya : Rp.1.200.000 : 58.000 jam mesin = Rp 24 per jam mesin

Nike
Adidas
Total
Bahan Baku
Rp.200.000


Upah Langsung
Rp.80.000


Overhead :
Rp25x9600 jam desain
240.000


Rp25x4400 jam desain

110.000
350.000
Biaya setup
Rp.1.250x120 setup
150.000


RP.1.250x80 setup

100.000
250.000
Biaya lainnya
Rp 24x5000 jam mesin
120.000


Rp24x45.000 jam mesin

1.080.000
1.200.000
Total biaya
Rp.790.000
Rp.2.565.000
Rp.3.355.000
Unit yang diproduksi
800
17.000

Biaya per unit
Rp.987,50
Rp.150,88



3.      Apakan perbedaan metode plantwide, department specific rates dan ABC
Plantwide
Departement Specific Rates
ABC
Single-Tag-Costing
Two-Stage-Costing
Two-Stage-Costing
Menggunakan satu tarif dan dengan dasar pemicu biaya yang sama untuk semua departmen
Menggunakan tarif yang berbeda dimasing-masing departemen
Tarif yang digunakan bervariasi berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi oleh pemicu biaya, bukan berdasarkan departemen
Biaya overhead dialokasikan secara proporsional terhadap volume output
Biaya overhead dialokasikan secara proporsional terhadap volume output
Pengalokasian biaya overhead tidak dikaitkan dengan volume output, tetapi dikaitkan dengan aktivitas yang digunakan

4.      Jelaskan bagaiman penerapan dalam Activity Based Management !
a.       ABM Operasional
ABM operasional meningkatkan efisiensi koperasi dan tingkat penggunaan aset serta menurunkan biaya fokusnya adalah melakukan sesuatu dengan benar dan melakukan aktivitas dengan lebih efisien. Penerapan ABM operasional menggunakan teknik manajemen seperti aktivitas manajemen, proses rekayasa ulang bisnis, manajemen mutu total dan pengukuran kinerja.
b.      ABM Strategis berusaha meningkatkan permintaan akan aktivitas dan profitabilitas pada efisiensi aktivitas saat ini atau efisiensi yang telah ditingkatkan. ABM strategis berfokus pada pemilihan aktivitas yang tepat untuk operasi. Dengan menggunakan ABM Strategis, perusahaan meningkatkan profitabilitas melalui pengurangan aktivitas yang tidak menunguntungkan, penghilangan aktivitas yang tidak penting dan pemilihan pelanggan yang paling menguntungkan. Penerapa ABM strategis menggunakan teknik manajemen seperti perancangan proses, bauran dini produk pelanggan, hubungan dengan pemasok, hubungan dengan pelanggan (penetapan harga, ukuran pesanan, pengiriman, pengamasan, dsb), segmentasi pasar dan saluran distribusi.
5.      Jelaskan perbedaan antara ABC dan ABM !
·         Activity Based  Costing ( ABC ) adalah metode pembebanan aktivitas-aktivitas berdasarkan besarnya pemakaian sumber daya, dan membebankan biaya pada objek biaya, seperti produk atau pelanggan, berdasarkan besarnya aktivitas, serta untuk mengukur biaya dan kinerja dari aktivitas yang terkait dengan proses dan objek biaya.

·         Activity Based Managenent (ABM) merupakan suatu konsep yang mengerahkan perhatian pada konsumsi sumber daya terhadap aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan, sehingga untuk dapat mengetahui bagaimana suatu perusahaan menggunakan sumber dayanya, maka terlebih dahulu haruslah dipahami mengenai aktivitas-aktivtas apa sajakah yang telah terjadi didalam perusahaan tersebut. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang telah mengkonsumsi sumber daya melalui pengidentifikasian pemicu biayanya dimana biaya-biaya ini timbul karena dilaksanakannya aktivitas-aktivitas tersebut.











Tidak ada komentar: